Perjalanan 3 Negara, Vietnam, Kamboja dan Thailand. Part II : Kamboja

Hari Keempat (04 Agustus 2017)
Proses imigrasi berjalan lancar, dan perjalanan pun berlanjut. Melewati Imigrasi negara Kamboja melalui perjalanan darat merupakan suatu pengalaman yang sangat mengesankan, karena ini juga merupakan pengalaman pertama kalinya saya melewati proses imigrasi melalui jalur darat. Tidak jauh dari border Kamboja, terlihat banyak banget Casino di sisi kiri dan kanan jalan. Jadi, salah satu pendapatan terbsesar negara Kamboja disumbang dari sektor Casino.

Sekitar pukul 20.00, bus pun memasuki kota Phnom Phen, ibukota negara Kamboja. Jadi bus ini akan berhenti di salah satu tujuan akhir, yang notabene saya tidak tahu di mana. Karena saya akan melanjutkan perjalanan ke Siem Reap malam ini juga, jadi saya memberanikan diri bertanya kepada gadis Kamboja yang kebetulan duduk di samping saya. Saya beritahu beliau bahwa bus yang akan saya gunakan ke kota Siem Reap sambil menunjukan peta kantor bus tsb yang telah saya screenshot dan beliau menyarankan agar saya turun di tengah jalan saja, karena lebih dekat ke kantor bus yang akan saya gunakan ke Siem Reap. Tanpa pikir panjang saat bus berhenti, saya pun turun bersamaan dengan beberapa penduduk lokal. Turun dari bus langsung disambut oleh ojek nya Kamboja. Saya tunjukin peta ke bang ojeknya, kita pun meluncur. Hari pertama di Kamboja dengan ojek, merasakan dinginnya malam di salah satu negara kerajaan ini. 

Bang ojeknya sangat ramah, dan beliau juga bisa berbahasa Indonesia sedikit-sedikit. Ha..Ha..Ha.. Kita sempat melewati Istana Kerajaan Kamboja. Istana itu terlihat sangat cantik di malam hari. Lampu kerlap-kerlip menambah megahnya Istana tersebut. Belakangan saya merasa menyesal, mengapa tidak menghabiskan satu atau dua malam di Phnom Phen. Hmmmm... 

Ok, akhirnya sampai juga saya di kantor bus Giant Ibis, bus yang akan mengantar saya ke Siem Reap. Pas di seberang kantor bus ini, ada Night Market. Niat hati ingin membeli SIM Card di Night Market ini, tapi ternyata rata-rata toko sudah tutup.  Ha.. Ha.. Ha.. Sekitar pukul 23.00, bus pun jalan. Bus yang saya gunakan ini juga merupakan sleeper bus, Kali ini bus nya tidak berhenti lagi, langsung menuju kota Siem Reap. Kebetulan seat / tempat yang saya dapat adalah double seat, artinya akan ada orang lain yang menempati seat di samping saya, dan karena saya hanya sendiri, tentunya saya tidak bisa memilih partner yang akan tidur disamping saya. Pasrah aja dech, yang penting tidak menggangu pas tidur *Jangan negative thinking*, dan untungnya aman-aman saja. Jadi Malam itu saya mencoba untuk tidur saja, karena tidak ada yang bisa dilakukan, terutama Internetan. Ha.. Ha.. Ha,.

Penampakan Bus Giant Ibis dan para turis yang sedang menunggu
panggilan masuk ke dalam bus.
Penampakan isi dalam bus. Untungnya ada colokan. Ha.. Ha.. Ha..

Hari Kelima (05 Agustus 2017)
Bus sampai di Siem Reap subuh pukul 04.30. Turun dari bus, sempat bengong beberapa saat, "gilak, gua dimana ya?" bisikku dalam hati ditemani udara pagi yang dingin sekali. Satu - persatu penumpang bus meninggalkan pangkalan bus tersebut. Kebetulan saat ini banyak supir tuk-tuk (becak motor di negara Kamboja) yang menawarkan jasanya, jadi saya memberanikan diri untuk memanggil salah satu supir tersebut. Saya jelaskan kepada supir tsb, bahwa saya belum memiliki penginapan, jadi saya meminta beliau untuk mengantarkan saya mencari penginapan. Sebelumnya saya telah searching daerah penginapan yang ramai turis, yaitu di daerah Pub Street. Akhirnya setelah beberapa penginapan yang saya datangi, saya deal di "Chhorvivorn Guesthouse".

Pagi itu, saya langsung diijinkan masuk ke kamar oleh pemilik guesthouse tsb, meskipun belum waktunya check in. Begitu masuk kamar, saya langsung rebahan, gak tahan lagi dengan lutut yang sakit ini. Jadi kegiatan saya hari itu hanyalah beristirahat di kamar sampai dengan malam, Oh iya, pagi itu juga saya langsung booking bus menuju Bangkok untuk keberangkatan besok hari, kebetulan di penginapan ini memang menawarkan jasa bus antar kota dan antar negara juga, jadi saya langsung booking saja melalui penginapan ini.

Malamnya dengan menahan sakit, saya berjalan ke Pub Street yang ternyata dekat banget dari penginapan saya, jalan sekitar 5 menitan.. Kalau Bangkok punya Khao San Road, Siem Reap punya Pub Street. Di sepanjang daerah ini, lebih tepatnya jalan, semua bisa ditemukan, mulai dari pusat hiburan, cafe, warung pinggir jalan, sampai dengan penjual makanan-makanan ekstrem seperti kalajengking goreng, kecoak goreng, dan gorengan-gorengan yang tidak lazim lainnya.                   



The famous Pub Street at Siem Reap. Cambodia


Restoran / Cafe di Pub Street, Siem Reap, Kamboja
Dari Pub Street, saya melimpir ke Night Market. Di Night Market banyak menjual hasil karya orang - orang Kamboja, mulai dari patung, lukisan, ukiran, gantungan kunci, dll. Selesai dari Night Market, saya berjalan kembali ke penginapan. Karena besoknya saya akan mengikuti Sunrise Tour ke Angkor Wat dan pastinya harus bangun pagi-pagi, jadi saya langsung tidur saja, tidak lupa sebelumnya stel alarm di pukul 03.30. pagi. 

Hari Keenam (06 Agustus 2017)
Pagi ini, dijemput sama supir tuk-tuk bernama Kim Hak pukul 04.30 untuk mengikuti sunrise tour ke Angkor Wat. Untuk tiket masuk ke Angkor Wat tsb, kita harus beli dulu di kantor penjualannya yang berada di pertengahan jalan sebelum sampai ke Angkor Wat itu senditi. Untuk harga tiket Angkor Wat adalah USD37 untuk tiket satu hari, USD62 untuk tiket terusan tiga hari, dan USD72 untuk tiket seminggu. Harga tersebut adalah harga perorang. Cukup mahal memang, tapi menurut saya worth it sich, karena kita akan melihat kumpulan candi terbesar di dunia.

Menuju Angkor Wat bersama Tuk-Tuk
Gedung Penjualan tiket Angkor Wat
Antri dengan tertib
Banyak bule yang membeli tiket untuk tiga hari, bahkan satu minggu. Kalo saya satu hari aja cukup dech, ntar mabuk candi jadinya kalau kelamaan. Ha..Ha..Ha..

Tiket sudah di tangan, lanjut lagi jalan ke Angkor Wat. Tidak beberapa lama akhirnya sampai juga di Angkor Wat. Sekilas tentang Angkor Wat, jadi Angkor Wat merupakan salah satu situs arkeologi dan candi terbesar yang ada di kawasan Angkor (Ibu kota Kerjaan Kmher dari abad ke-9 s/d abad ke-15 Masehi). Selain Angkor Wat, beberapa situs arkeologi yang terkenal lainnya adalah, Ta Prohm (tempat syuting Tomb Raider), Angkor Thom, dan Bayon (candi yang memiliki menara-menara tinggi yang memiliki ermpat wajah Raja/Jayawarman VII). Tiket yang kita beli nantinya bisa digunakan untuk mengunjungi semua candi yang ada di kawasan Angkor ini.

Dengan sangat antusias saya pun masuk ke Angkor Wat, dan pagi itu Angkor Wat telah mendapatkan kunjungan yang sangat ramai, sepertinya semua orang sedang menunggu Sang Mentari untuk menampakkan wajahnya dari balik candi yang indah ini. Pengalaman menunggu sunrise ini merupakan salah satu pengalaman yang tidak akan saya lupakan selama perjalanan ini. Jika ditanya apakah saya masih ingin mengunjungi Angkor Wat, maka jawaban saya adalah "YES".


Bucket List: Melihat Sunrise di Angkor Wat --> Checked
Setelah puas melihat matahari terbit, saya pun mulai masuk dan menjelajah ke dalam Angkor Wat. Saya sangat kagum akan arsitektur candi ini, dan bangunan - bangunan candi ini kelihatan masih orisinil. Jarang terlihat ada bagian yang sudah dipugar, bahkan beberapa tembok dan tiang yang sudah retak menambah eksotisme nya kuil ini.





     Beberapa foto bangunan dan situasi di dalam Angkor Wat
Setelah puas explore Angkor Wat, saya keluar, dan akan explore ke candi lain. Ketika berjalan keluar dari komplek Angkor Wat, beberapa fotografer lokal mendekati saya dan menunjukkan hasil foto yang mereka jepret menggunakan kamera mereka yang canggih itu, dengan harapan saya tertarik untuk menggunakan jasa mereka untuk mengambil beberapa foto melalui kamera meraka. Saya pun tergiur, dan mereka menawarkan harga USD5 untuk beberapa foto. Ok, deal, let's see the result.



Hasil Jepretan fotografer
Beranjak dari Angkor Wat, saya pun dibawa oleh supir tuk-tuk menuju ke Ta Prohm, komplek candi yang pernah dijadikan lokasi syuting film Tomb Raider. Komplek Ta Prohm ini terdiri dari beberapa bangunan dan ada yang sudah menjadi reruntuhan. Uniknya komplek Ta Prohm ini adalah karena lokasi nya yang berada seperti di dalam hutan.



Ta Prohm, Angelina Jolie pernah syuting di sini
Dari Ta Prohm, tadinya saya akan menuju ke Bayon Temple, tetapi di tengah perjalanan saya meminta supir tuk-tuk untuk membawa saya pulang ke penginapan saja, sebab saya tidak dapat menahan lagi untuk rasa sakit di lutut saya. Sampai di penginapan, langsung tepar, hingga tengah malam. Pukul 11 malam, saya dijemput oleh mini van kemudian di drop ke bus yang lebih besar akan mengantar saya ke Bangkok.

To Be Continue..................                                

Note : For more galleries please follow my Instagram Account : pieterxu

<< Previous : Vietnam

Pieter Xu ~
Medan, Indonesia
Share Love, No Hate

Comments

Popular posts from this blog

Terpesona Indahnya Hue dan Hoi An, Kota Cantik di Vietnam Tengah

Melihat sisi lain Danau Toba dari Bukit Gajah Bobok

Satu Hari Menjelajahi Kota Hanoi yang Sederhana nan Indah