Perjalanan 3 Negara, Vietnam, Kamboja dan Thailand. Intermezzo dan Part I : Vietnam


Perjalanan ini merupakan perjalanan yang telah direncanakan sejak lama, sejak saya melihat postingan kawan-kawan traveler di blog-blog traveling mereka. Rencana tinggal rencana, perjalanan saya sendiri baru dapat terealisasi pada bulan Agustus tahun 2017, tepatnya dimulai 1 Agustus 2017, saat saya telah resmi resign dari pekerjaan lama. Dan selama menunggu untuk bergabung di perusahaan baru, tanpa pikir panjang saya pun melakukan perjalanan yang mendadak ini. Mengapa saya bilang mendadak? Karena 1 hari sebelum berangkat, saya masih bekerja seperti biasa di perusahaan lama. Ha..Ha.. Ha..

Sebelum saya memutuskan untuk melakukan perjalanan 3 negara ini, sebenarnya rencana awal saya adalah hanya mengunjungi negara Vietnam saja. Rencananya saya akan melakukan explore dari Vietnam Utara sampai Vietnam Selatan, dimana perjalanan dimulai sejak tanggal 22 Agustus 2017. Tetapi, setelah saya berdiskusi dengan atasan saya di perusahaan lama, dan menurut atasan saya masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan sebelum resmi resign per 1 Agustus 2017 dan karena saya orang yang bertanggung jawab #maksamodeon, maka tiket Medan - Hanoi yang telah saya beli sebesar Rp. 1.250.000 pun harus direlakan melayang. Untungnya untuk tiket return belum saya beli.

Setelah resmi tidak jadi explore Vietnam, maka untuk mengobati rasa kekecewaan saya *ini lebih kecewa dari diselingkuhin pacar*, saya pun langsung mencari tiket lain. Dan akhirnya saya memutuskan perjalanan ke 3 negara ini selama 12 hari (01 Agustus 2017 s/d 12 Agustus 2017). Saya memilih rute awal perjalanan dari Ho Chi Minh City (Vietnam Selatan) dan akhir perjalanan di Bangkok (Thailand) Total harga tiket pesawat untuk perjalanan ini adalah sebesar : +/- Rp. 1.881.884 dengan perincian sebagai berikut : 
      • Medan - Ho Chi Minh City (HCMC) : Rp. 811.800,- by Malindo Air (Booking from Traveloka)
      • Bangkok - Medan : 2272,92 THB (Kurs saat itu asumsi sekitar Rp. 440) : Rp. 1.000.084,- by Air Asia (Booking from Mobile Air Asia)
Ini merupakan perjalanan pertama saya sebagai solo traveler di luar negeri. Sebelumnya saya pernah melakukan perjalanan sendiri di Bandung. Dan karena saya baru punya niat untuk menulis perjalanan ini di blog saya, maka sebagai permohonan maaf, saya ijinkan para pembaca sekalian untuk memberikan komentar setelah membaca postingan ini dan postingan - postingan saya kedepan nya *apaan sich, gak penting*.

Kembali ke perjalanan saya. Untuk postingan ini akan saya bagi menjadi 3 part yaitu : Vietnam (Hari Pertama - Hari Keempat), Kamboja (Hari Keempat - Hari Ketujuh), Thailand (Hari Ketujuh - Hari Keduabelas). Dan postingan ini akan langsung membahas perjalanan saya di Vietnam dari Hari Pertama sampai Hari Keempat. Selamat membavca :)

Vietnam --> Ho Chi Minh City, Mui Ne : Hari Pertama - Hari Keempat (01 Agustus 2017 s/d 04 Agustus 2017)

Hari Pertama (01 Agustus 2017)
Singkat cerita, saya sampai di Bandara (Kualanamu International Airport) sekitar pukul 04.80. Celingak-celinguk cari counter Malindo Air , ehhhhh, pas ketemu, ternyata counternya belum buka. Counter baru buka sekitar pukul 05.30.  Sambil nunggu counter buka, sarapan dulu roti yang dibawa dari rumah. Proses check in berjalan lancar, kebanyakan yang flight dengan Malindo adalah orang-orang Malaysia. Boarding pukul 06.45, tetapi pesawat baru flight pukul 07.40, delay sekitar 30 menit.

Suasana Bandara KNIA (Kualanamu International Airport) pagi itu.

Pengalaman pertama flight bersama Malindo Air, banyak pengalaman unik yang saya dapat. Mulai dari pramugari yang menggunakan bahasa melayu, suguhan welcome drinks minuman berry yang cukup menyegarkan,  sampai yang paling unik yaitu musik dan lampu yang tetap menyala pada saat pesawat take off. Menurut saya pribadi, airlines yang identik dengan warna ungu ini lebih baik dibandingkan dengan saudara nya, Li*n Air. Overall, terbang bersama Malindo Air cukup menyenangkan.


Flight ke Ho Chi Minh City ini harus transit dulu di Kuala Lumpur International Airport. Pesawat landing di KLIA sekitar pukul 09.25. Ini pertama kali saya turun di KLIA, terakhir kali naik AirAsia turun di KLIA 2. KLIA bandaranya lebih besar dibandingkan KLIA 2.


KLIA, Bandara International Utama Kuala Lumpur.
Suasana KLIA.




Taman dan pohon disekeliling KLIA.

Setelah sampai di KLIA, saya naik KLIA Express (kereta api cepat penghubung antar terminal) ke terminal H2 (terminal keberangkatan ke HCMC) untuk memastikan bagasi dan jadwal terbang. Meskipun beda pesawat, untuk transit di KLIA ini, tidak perlu mengambil bagasi lagi, karena nantinya bagasi akan langsung diteruskan ke pesawat yang akan berangkat ke HCMC.

Singkat cerita, akhirnya boarding juga untuk penerbangan ke HCMC. Sampai di HCMC sekitar 15.25 (Waktu Vietnam). Waktu Vietnam lebih lambat 1 jam dari pada waktu di Malaysia (sama dengan WIB). Sampai di Tan Son Nhat International Airport, langsung buru-buru ke tempat pengambilan bagasi. Hampir 15 menit, bagasi baru keluar. setelah dapat bagasi, beli kartu untuk internet, setelah itu langsung ke depan cari bus no 152 ke Ben Thanh Market. Harga Karcis bus dari bandara ke Ben Thanh Market senilai 5.000 Vietnam Dong (VND), jadi kalau dirupiahkan sekitar hanya sekitar 3.000 rupiah saja.

Karcis ke Ben Thanh Market

Selama perjalanan saya asyik melihat pemandangan kota HCMC. Sore itu kota yang memiliki jumlah penduduk diatas 7 juta jiwa ini sangat ramai. Mobil dan motor yang lalu lalang, orang -orang yang menyeberang jalan, sampai dengan pekerja yang asyik mengobrol di luar kantor mereka sambil merokok. First impression saya terhadap kota ini adalah "ramai", tidak kalah ramainya dengan kota - kota besar di Indonesia. Satu yang unik, di sisi jalan masih banyak spanduk - spanduk yang bergambar palu arit, dimana seperti kita ketahui palu arit merupakan bagian dari simbolisme komunis. Ya, memang dulunya rezim komunis sempat berkuasa di Vietnam Utara (sekarang Hanoi), mungkin sekarang tinggal sisa-sisanya saja.

Bus berhenti di beberapa tempat, menurunkan penumpang yang kebanyakan adalah warga lokal, sampai tujuan akhir nya adalah Ben Thant Market. Bus pun berhenti tepat di seberang jalan pasar terbesar di HCMC tsb, saya dan seorang cewek bule pun turun. Tujuan pertama saya setelah turun adalah mencari kantor Shin Tourist, yang dari hasil googling merupakan salah satu tour operator yang terpercaya di Vietnam. Tujuan saya ke Shin Tourist tidak lain adalah untuk membeli tiket bus ke Mui Ne. Sempat tersesat *yaelah, kayak di hutan aja*, tapi berkat bantuan google maps, akhirnya ketemu juga ni kantornya.

Tiket sleeper bus HCMC harganya 256.000 VND pulang - pergi. Sambil nunggu tiket nya, saya cek traveloka dulu buat booking penginapan, karena memang perjalanan ini modal nekat juga. ha..ha..ha.. Akhirnya dapat juga hostel di daerah Bui Vien. Bui Vien merupakan daerah backpakers nya HCMC, sama seperti di Bangkok, Khaosan Road. Di sisi jalan lengkap hiburannya, mulai dari restoran, kafe, bar, dll.

Setelah taruh barang di hostel, keluar cari makan. Makanan yang dicari tidak lain tidak bukan adalah "Pho", makanan khas Vietnam. Pho ini adalah sejenis masakan mi yang terbuat dari beras, berkuah kaldu, yang daging nya bisa berupa daging sapi (Pho Bo), daging babi (Pho Hoa), maupun daging ayam (Pho Ga), dan biasanya dihidangkan dengan daun bawang, daun ketumbar, bawang bombay, dll. Slurrpppp. Saya makan pho nya di salah satu warung pinggir jalan, warung nya sederhana saja, di dalam satu ruko, tapi pengunjung nya sangat ramai, sampai harus menunggu meja kosong baru lah bisa menikmati pho di watung ini.

Pho yang saya makan malam itu. Enak Banget.. Slurrrppp.
Setelah makan pho, rasanya tidak lengkap tanpa mencicipi kopi Vietnam yang terkenal itu. Jadi, masuklah saya ke salah satu kafe, dan pesan Vietnamese Coffee. Jadi kopinya ini disajikan secara tradisional, dan rasanya sumpah, pahit banget. Saya cuma sanggup satu tegukan saja, takutnya perut gak tahan.

Vietnamese Coffee yang rasanya asli kopi, pahit banget.
Saya pun beranjak dari cafe itu, berjalan kembali ke penginapan. Saat perjalanan pulang ke penginapan saya melewati jalan yang sangat ramai. Nah, di jalan yang ramai ini saya melihat secara langsung ada seorang cewek bule yang HP nya dicuri. Jadi si bule menaruh HP nya di saku celana bagian belakang, dan seorang warga Vietnam, menurut saya masih remaja, datang dan dengan segera mengambil HP tsb, setelah itu lari ke gang-gang kecil. Bule itu pun langsung panik, tapi pencopet tadi sudah hilang tanpa jejak. Memang sich, dari postingan-postingan yang saya baca di internet, hati-hati dengan barang bawaan kita jika berjalan di Vietnam, karena banyak sekali copet. Setelah melihat insiden tadi, saya pun bergegas pulang ke penginapan, lagian badan juga tidak bisa diajak kompromi lagi, pengen cepat cepat rebahan. *kasur mana kasur*

Hari Kedua (02 Agustus 2017)
Hari ini excited banget, bangun pagi pagi sekitar pukul 05.00. Yang bikin excited tidak lain tidak bukan adalah karena hari ini saya akan mengunjungi Mui Ne. Jadi Mui Ne ini salah satu daerah yang berada di Vietnam Selatan, yang belakangan ini cukup booming karena tempat wisatanya, yaitu Gurun Pasir ala-ala nya. Setelah selesai mandi dan sebagainya, saya coba pesan uber atau grab untuk mengantar saya ke kantor Shin Tourist. Sempat ditolak berkali-kali sama Mas-Mas Uber dan Grab nya *Jual Mahal amat lah Mas nya*, tapi akhirnya dapat juga. Dan sampailah saya di kantor Shin Tourist.

So, yang mau berangkat ke kota lain menggunakan jasa Shin Tourist wajib kumpul di kantor Shin Tourist ini. Bus yang akan membawa saya ke Mui Ne berangkat pukul 7 pagi. Bus nya nyaman dan bersih, dan karena ini merupakan sleeper bus, jadi kita bisa berleyeh-leyeh ria di dalam bus ini. Lumayan, bisa tidur sebentar sebelum sampai tujuan. Tapi apa daya, selama perjalanan mata saya melek terus, apa mungkin ini pengaruh Vietnamese Coffee yang saya minum semalam meskipun cuma sedikit? Ha..Ha..Ha..

Karyawan Shin Tourist sedang melayani Tourist.
Suasana Kantor Shin Tourist pagi itu. Ramai Sekali.
Penampakan Sleeper Bus yang membawa saya ke Mui Ne. 
Di dalam bus ini saya bertemu dengan 2 gadis Malaysia, namanya Amirah dan Urfa. Saat itu kita berkenalan dan jatuh cinta pada pandangan pertama *bukan, bukan*. Yang benar adalah, saat itu berkenalan, saling ganti no Whatsapp. Mengingat saat itu saya belum booking penginapan di Mui Ne, jadi saya bertanya pada Amirah dan Urfa,

"Kak (sok merasa lebih kecil, belakangan saya tau mereka masih kuliah, sedangkan saya sudah kerja wkwkwkwk), kakak orang sudah booking penginapan keh di Mui Ne?" Sok-sok an Bahasa Upin Ipin.

"Sudehlah, kamu belum keh?" Jawab Amirah.

"Belum ni Kak. Nama Penginapannya apa Kak?" Saya tanya lagi.

Lalu Kak Amirah kasih tahu nama penginapannya : "247C/A Guesthouse"

Langsung cek Agoda, dan langsung saya booking dah tu penginapan.

Pukul 11an akhirnya bus sampai juga di Mui Ne. Jadi, bus ini akan mengantarkan semua tourist nya ke hotel masing-masing, dan perhentian terakhir adalah kantor Shin Tourist di Mui Ne, dan kita juga turun di sana. Dan ternyata penginapan kita tepat di seberang kantor Shin Tourist, masuk sedikit ke dalam gang. Di sepanjang jalan banyak terdapat kantor operator tour. Sebelum masuk ke penginapan, kita sempat bertanya ke salah satu tour operator untuk tour ke White Sand Dunes. Sebenarnya saya sudah merencanakan untuk mengikuti Sunrise Tour besok pagi nya, tetapi karena ajakan Amirah dan Urfa, saat itu saya mengiyakan untuk bergabung bersama mereka di tour siang itu. Harga tour yang kita dapat adalah 400.000 VND.

Saya, Urfa, dan Amirah.

Hari Ketiga (03 Agustus 2017)
Pagi ini saya akan mengikuti Sunrise Tour. Bangun pukul 03.30 dini hari, mandi, siap-siap nunggu di tempat penjemputan, di depan kantor Lucky Tour. Jalan masih gelap, tapi beberapa mobil Jeep dan mobil lain sudah lalu lalang, sepertinya mereka juga akan mengikuti Sunrise Tour. Sempat nunggu beberapa menit, akhirnya mobil yang ditunggu datang juga. Ternyata mobil masih menjemput bebrapa penumpang lagi. Setelah itu barulah kita memulai Sunrise Tour ini.

Tujuan pertama kita adalah ke White Sand Dunes, untuk melihat Sunrise tentunya. Sampai di White Sand Dunes, ternyata kita diturunkan di bawah Sand Dunes tsb. Untuk mencapai ke puncak Sand Dunes tsb kita bisa menyewa ATV (semacam motor sport yang memiliki roda 3), atau berjalan kaki. Untuk biaya sewa ATV tsb lumayan mahal. Tapi untuk pengalaman sekali seumur hidup, saya memilih menggunakan ATV ini. Jadi ATV ini bisa dinaiki oleh 3 orang (1 driver nya dan 2 penumpangnya). Kebetulan saat itu saya bertemu dengan gadis asal negeri Tiongkok, jadi kita kongsi-an untuk sewa ATV ini.

Dan.. Brrrmmm.. Meluncurlah kita ke atas White Sand Dunes. Pengalaman pertama menaiki ATV deg-deg an, drivernya bawanya kenceng banget, sepertinya sudah pengalaman. White Sand Dunes ini merupakan hamparan luas pasir putih halus yang jika dilihat menyerupai gurun pasir. Area nya luas banget dan untuk mencapai ke bagian paling atas sepertinya akan sangat capek dan butuh waktu beberapa lama, ditambah lagi dengan jalan yang berisi pasir, jadi saran saya, gunakanlah ATV, it's worth to try.




Sunrise di White Sand Dunes, Mui Ne
 
Wisatwan berfoto-foto dengan sunrise.

Lina I-Bei-Bei, si gadis dari Tiongkok.
Saya, si Skyztraveler.
White Sand Dunes di siang hari. Foto ini diambil saat saya
bergabung dengan Amirah dan Urfa mengikuti tour di
siang hari semalam.

Dari White Sand Dunes kita beralih ke Red Sand Dunes. Red Sand Dunes ini berada di tepi jalan raya, pasir nya berwarna jingga kemerahan, sedikit kasar, dan ukurannya lebih kecil dibandingkan Red Sand Dunes. 

Tiny /me in Red Sand Dunes.
Di Red Sand Dunes, kita bisa menyewa papan seluncuran dari warga lokal yang menjajakannya. Papan seluncuran tsb terbuat dari selembar seng atau papan yang dapat membuat kita meluncur dari tepat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah di Red Sand Dunes.


Skyztraveler dan Gadis Tiongkok sedang
mencoba permainan seluncuran.
Dari Red Sand Dunes kita lanjut ke Fishing Village dan Fairy Stream. Menurut saya kedua tempat ini biasa saja.



Fishing Village.



Fairy Stream.

Tour berakhir di Fairy Stream, dan kita diantar pulang ke penginapan masing-masing. Dan saya juga harus berpisah dengan si gadis Tiongkok, Lina I-Bei-Bei. Sebelum berpisah kita sempat tukaran Whatsapp, Dan komunikasi kita terputus saat beliau kembali ke negaranya, karena di negara nya aplikasi Whatsapp tidak bisa digunakan.

Hari ini saya akan kembali ke HCMC. Singkat cerita Bus nyampe di HCMC sekitar pukul 18.00. Nyampai HCMC musibah pun terjadi, tiba-tiba kaki ku di bagian lutut sakit banget dan bengkak. Jadi malam itu saya bergegas istirahat.


Hari Keempat (04 Agustus 2017)
Rencana hari ini adalah saya kan explore kota HCMC.dan bertolak ke Kamboja. Dengan lutut yang masih sakit, tak mengurungkan niat saya untuk explore kota ini

Ben Thanh Maket. Pasar terbesar di HCMC.
Basilika Notre-Dame Saigon, gereja bergaya eropa.

Saigon Central Post Office, Kantor Pos utama di HCMC.
Independence Palace, Gedung Kemerdekaan Vietnam
Beberapa bangunan yang saya kunjungi di HCMC bergaya eropa, mungkin karena dulunya Vietnam adalah bekas jajahan Prancis. Sebenarnya ada beberapa tempat lagi yang belum saya kunjungi karena keterbatasan waktu seperti Opera House HCMC, HCMC City Hall, dll.

Setelah City Sightseeing, saya bergegas balik ke hotel untuk check out. Setelah check out, makan, beli sedikit souvenir, saya langsung menunggu bus di kantor nya. Bus yang akan saya gunakan ke Kamboja, tepatnya ke Phnom Phen adalah bus dengan nama Kumho. Bus jalan sekitar pukul 15.30, dan sampai di perbatasan Kamboja (Bavet) sekitar pukul 18.00. 

To Be Continue..................

Pieter Xu ~
Share Love, No Hate

Comments

  1. weh pengen juga nih jelajah indo-china. kapan2 deh. hehe kayaknya butuh waktu minimal 14hari untuk jelajah ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas, ayokk siapkan waktu ke sana. Hehehe. Kemarin aku sich 12 hari gt mas.

      Delete
    2. kira2 habis berapaan ya budgetnya? masih inget ngak?

      Delete
    3. Udah lupa sich Mas. Yang paling murah itu Vietnam..

      Delete
  2. Makasih banyak dah sharing... Pas kebetulan bulan depan mau ke Indochina. Tulisan Kak Pieter sangat bermanfaat...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih KK.. Enjoy ya trip nya di Indochina nanti..

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Terpesona Indahnya Hue dan Hoi An, Kota Cantik di Vietnam Tengah

Melihat sisi lain Danau Toba dari Bukit Gajah Bobok

Satu Hari Menjelajahi Kota Hanoi yang Sederhana nan Indah